top of page

Kisah Tetangga Yang Dzalim

  • Gambar penulis: Nurrani Aprilia
    Nurrani Aprilia
  • 11 Des 2020
  • 3 menit membaca


Suatu pagi, di negri penuh iri dengki, di tengah kabut dingin masih menghinggapi, terdengar suara bising. Seorang kakek keriput, kulitnya hitam terbakar api karena dikutuk oleh penyihir sebab masa mudanya jahat seperti abu lahan karena suka makan lahan orang. Patok rumah yang seyognyanya sebagai batas antara jarak satu ke jarak yang lain ia singkirkan, menyirnakan hak orang-orang. Ia cabut garis itu, dia lengkungkan, giginya meringis penuh cabe, padahal sikat gigi saja jarang. Seorang Dewi Kebajikan turun dari taksi, melihat keangkuhan tadi, menelaah apa yang terjadi. . Sementara, seseorang lain sedang di dalam rumah, hanya bisa berpasrah, tidak punya kuasa. Dewi ini mendengar isakan ingus, ternyata sang pemilik rumah nelangsa. Setelah mematok, dipikir kakek tadi akan memperluas tanahnya. Tapi tidak, ia telah mempersempit rejekinya sendiri. Niatnya dia akan menggali kuburan untuk cicaknya yang mati di ambang tanah itu, tapi nggajadi, soalnya cicaknya ngubur diri sendiri. Dewi Kebajikan mengernyitkan dahi, kenapa orang itu senelangsa tadi. Akhirnya sang Dewi memanggil nobita, meminta kantong Doraemon. Mesin waktuuuu..... Tetterorettettett. Sang Dewi masuk ke abad 5 juta sebelum Masehi, dia nggeplak doraemon. "Itu salah gaes." Dia malah ketemu tip ex; ehhhh tirex, alias dinasourus wkwk. Salah jaman lur. Lanjut. Gambaran masa lalu-- 20 tahun yang lalu, terlihat rekaman ulang jelas; potret kakek itu buang sampah ke sampingnya, padahal seharusnya buang sampah ke tempatnya. Lagi. Ada pohon kaktus berbuah stoberi, dia curry tengok sana tengok sini, mbok ketahuan soalnya. Lagi. Saat kakek keluar rumah, dia ngomel ke orang-orang sekitarnya. "Apalu liat-liat? Gua tau gua buruk rupa." Padahal orang lewat diem aja, tapi mengiyakan perkataan tadi. Dalam batin mereka "Lah emang, tau gitu lu harusnya hujat diri sendiri." Tidak sampai di situ saja, isinya kakek ini tidak suka orang lain bahagia, kalo orang lain beli gelas, ia ingin teko. Orang lain beli mobil, ia ingin kereta kencana. Orang lain beli sepeda, ia ingin beli roti aja, soalnya gasuka olahraga. Orang beli kulkas, ia ingin mborong salju di Eropa. Kalo aku jadi bunga, kamu jadi kumbangnya ya. Hihihi. Rekaman ulang itu menunjukkan banyaknya tingkah laku dan perilaku sang kakek selama ini. Sekarang sang Dewi Kebajikan paham. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya, jep ajep ajep ajep ajep. Ia memikirkan dengan cara apa menghukumnya. Sang Dewi berfikir selama dua detik, tidak menemukan jua. Aha! "Aku langsung bertanya ke seorang dalam rumah itu saja, harus apa menghukum orang yang selama ini mendzaliminya". Assalamualaikum ukhti, tok tok tok. Versi buaya. Tok tok tok. Atoook ooh atok. Versi Upin Ipin. Assalamualaikum assalamualaikum yeaay. Maher Zain. Tok tok tok, assalamualaikum. Ngekkk, pintu terbuka. Dewi terkejut, mata seorang itu sembam sekali. "Silahkan masuk" "Jadi begini, aku adalah Dewi Kebajikan yang turun dari taksi. Aku tau apa yang kamu alami selama ini hingga menangis terseguk sedan. Aku menawarkan sebuah hukuman apa yang harus ku berikan pada kakek itu?" "Astaga, seorang Dewi masuk ke rumahku. Sebelumnya terimakasih banyak atas perhatiannya. Tapi biarlah, tak usah dihukum wahai Dewi Kebajikan. Biar Yang Maha Mengetahui membalas semua perbuatan yang telah ia lakukan." Pake backsong ku menangis membayangkan....... Kalo bisa pake video biar meresap ke kaldunya. Sang kakek ternyata menguping pembicaraan Dewi Kebajikan dan seorang tadi. Ia kemudian masuk dan langsung meminta maaf pada seseorang itu. Apa yang dia lakukan selama ini adalah kedzaliman yang tidak pernah disadari. Akhirnya mereka maaf-maafan. Sang kakek terkagum pada seseorang itu, hatinya begitu lembut dan tulus. Kakek itu menyesal sedalam-dalamnya. Setelahnya, mereka hidup bahagia, sejahtera, makmur, sentosa selamanya. Pelajaran yang bisa diambil? Ambil sendiri ya teman-teman, jangan manja wkwk. Canda zheyeng.



Bahwa kemuliaan terbesar, sekaligus manusia terkuat hanyalah disandang oleh orang-orang sabar dan memaafkan. Bukan begitu? ...

Postingan Terakhir

Lihat Semua

ควาดคณดเห็น


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

  • Facebook
  • Tumblr

©2020 by Nurrani Aprilia. Proudly created with Wix.com

bottom of page