Tak Lagi Sama
- Nurrani Aprilia
- 10 Des 2020
- 1 menit membaca
Diperbarui: 15 Des 2020
Aku termenung. Memandangi bangunan itu, tempat yang sama, suasana yang sama, namun waktu yang berbeda. Terakhir kali ku ingat kamu di sana, dengan senyuman yang masih sama, meneduhkan. Kini aku hanya bisa memandangi tempatnya, tanpa kehadiran seseorang yang biasanya. Aku tersenyum kembali, mengingat setiap kali aku lewat sini, pasti aku kaku, seolah melewati jurang yang berbatu. Aku ingat, aku selalu ingin dan takut di waktu yang bersamaan hanya karena ada kamu. Aku memandangi bangunan itu lekat-lekat, berharap waktu kemarin biarkan berhenti, agar dirimu tetap di sini. Tapi aku tau, kamu tak akan di tempat ini lagi, untuk sekali atau sama sekali tidak lagi. Aku duduk di situ, mencoba merasakan kemarin saat ragamu beradu. Perasaanku seketika langsung sakit, kehilangan rembulan saat aku butuh pelita. Kamu meredup, kamu masih ada. Ragamu jauh dari mata. Aku remuk. Rasa ini semakin sakit dengan takdir yang sengit. Aku menunduk. Mungkin ini sekarang saja, tidak untuk selamanya. Nyatanya kamu ada, sesudah kemarin, bukan dahulu kala. in notes May, 2017
Comments