top of page

Aku Kangen Bapak

  • Gambar penulis: Nurrani Aprilia
    Nurrani Aprilia
  • 18 Des 2020
  • 1 menit membaca

Saat siang yang cerah, aku berjalan menuju sekolah. Hari ini masuk siang, karena kelas dibagi menjadi dua.


Aku merogoh saku, ternyata hari ini hanya diberi limaribu oleh ibu. Jika naik angkot bolak-balik maka uangku habis. Jadi kuputuskan satu kali perjalanan angkot pulang dan berangkat jalan kaki.


Di tengah perjalanan, aku melihat seorang bapak tua tertatih mendorong gerobak sampah. Ku amati dengan seksama. Tubuhnya coklat pekat karena bekerja di bawah teriknya matahari, tubuhnya kurus tak terawat, lengannya penuh otot tanda pekerja keras.


Ku pandangi wajah bapak itu. "Pasti lelah", pikirku.


Sambil berjalan, beliau menghampiri satu persatu tong sampah untuk mengais benda-benda limbah yang dapat dijual ke juragannya. Kemudian seorang anak perempuan berlari memanggil bapak tua itu.


Dari jauh ku selidiki lebih lanjut, anak itu tersenyum sambil menyerahkan kotak yang ku tebak isinya adalah bekal makanan.


Bapaknya memberi isyarat seperti terimakasih, lalu mengelus lembut kepala anak itu. Entah kenapa, rasa rindu yang aku tahan semenjak melihat bapak itu, sekarang tumpah menjadi air mata.


Kemudian anak itu bersalaman dan pergi meninggalkan bapak tua, sang bapak mengelap sudut mata yang aku yakini sangat nelangsa. Bapak itu pergi mendorong gerobaknya.


Aku kemudian berbalik, berjalan kembali menuju tujuanku. Sepanjang jalan, aku mengingat bapak dan anak itu. Rasanya bahagia dan haru menjadi satu. Aku jadi merindukan bapak. Merindukan sosoknya yang kini digenggam tangan Tuhan. Sosoknya yang kini tak dapat lagi ku lihat dengan harapan.


Semoga kau tenang, Pak.


"Aku kangen, Bapak".

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

  • Facebook
  • Tumblr

©2020 by Nurrani Aprilia. Proudly created with Wix.com

bottom of page