Ketika Temanmu Sombong
- Nurrani Aprilia
- 17 Feb 2021
- 3 menit membaca

Saya yakin sih, setiap orang pasti seenggaknya punya temen. Mau deket atau nggak, mau banyak atau dikit, ya minimal ada kenalan lah. Nah, di antara temen-temen kita, pasti variatif banget!
Ibarat temen itu adalah martabak, maka ada yang rasa spesial, ada yang rasa coklat, kacang, vanila, keju, apel, jeruk, lemon, dll. Nggak jarang, bervariasinya temen ini jadi kesebelan sendiri, karena beberapa dari mereka sifatnya bener-bener bikin "omaigad ini manusia ato bukan".
Temen yang sombong. Kedengarannya iyuh juga, ya. Sombong itu apasih?
Menurut KBBI, kata sombong berarti menghargai diri secara berlebihan, congkak, pongah.
Sombong secara umum sih, kayak lebih ke menampakkan sesuatu dengan sengaja untuk merasa lebih baik, lebih pintar, lebih mahir, dan lebih-lebih lainnya. Karakter sombong ini identik dengan merendahkan orang lain, karena memaksa bahwa bagian dari dirinya adalah yang terbaik, tidak ada yang lain.
Sombong itu menurut saya ada 3 macem, wkwk:
Pertama, sombong kecil. Kategori ini masih ringan. Biasanya orang-orang menunjukkan dirinya secara tersirat malu-malu kuda lumping. Pakenya bahasa non-verbal. Tahun kemarin masih pada inget nggak? Filem yang sempet jadi trending topik di youtube, yang judulnya Tilik. Nah, di situ kan kelihatan banget tuh, kalau Bu Tejo pamer ke rekan ibu-ibu di sekitarnya. Beberapa scene menunjukkan kalau Bu Tejo lagi elus-elus emas mahalnya yang rentengan di tangan. Secara nggak langsung Bu Tejo nunjukkin kalau dia itu kaya raya, karena emas kepemilikannya. Dia emang tidak mengatakan secara gamblang sih, tapi bahasa non-verbalnya udah bisa ketebak banget!
Kedua, sombong sedang. Sombong ini lumayan parah, gaes. Bukan menggunakan bahasa tubuh lagi, tapi di sini si pelaku akan nunjukkin ke orang-orang sekitarnya dengan cerita dan bumbu roy kiyoshi, eh royco maksudnya; dengan aktor hero yakni dirinya sendiri. Contohnya gini nih.
"Eh tau nggak, akutuh gatau kenapa ya. Banyak banget yang bilang aku cantik, ya emang aku sadar sih. Tapi aku kan jadi ga enak sama yang lain." (HYLYH.)
Kalo nggak, kira-kira gini percakapannya;
"Oh, aku mah kalau beli barang-barang milih yang murah aja. Biasanya di Carrefour. Kemaren aku beli sepatu merek kakakdas harganya cuma 30 juta. Murah banget kan." kata dia pada orang-orang miskin. Astoge, murah palalu kayang.
Ketiga, sombong akut. Ini nih, sombong yang udah paling syombong! Bukan pakai bahasa tubuh lagi, bukan pakai bahasa lisan lagi. Tapi dia pake alasan-alasan yang nunjukkin "nih orang ngapain sih". Menurut saya sombong yang justru akut adalah dia yang ngomong;
"Bukannya sombong ya, emas gue di lemari bertebaran kayak biji padi"
"Bukan apa-apa nih, bukannnya mau pamer juga. Kemaren nyokap gue beli perumahan di Singapore. Kecil aja sih, 10 hektar"
Bukannya mau riya nih, brrtakdumprang dumprang lainnya..
Dari ketiga versi sombong di atas, beberapa pasti ada yang nyantol di temen-temen kalian. Terlepas dari rasa ilfil, risih dan rada males berteman dengan mereka. Yuk, coba kita cari tau; kenapa mereka bisa demikian. Kenapa ada orang yang menginginkan banyak pujian. Kenapa ingin terlihat lebih.
Mengambil dari teori Abraham Maslow, ada 5 kebutuhan hidup manusia. Nah, salah satunya adalah kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini menempati posisi teratas kedua yang menunjukkan bahwa setelah kebutuhan dasar hingga kebutuhan ketiga telah terpenuhi ia akan mengejar kebutuhan penghargaan tersebut. Penghargaan ini meliputi dihargai, diakui, status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.
Nggak heran kan? Mengapa ada teman-teman kita yang mungkin 'sombong'. Sejatinya mereka ingin diakui keberadaannya, ingin tampak di hadapan orang lain, ingin terlihat bahwa inilah saya dengan kelebihan saya. Hem, begitu ya? Saking hausnya, mereka jadi berlebihan dalam meneguk rasa butuh dihargai. Orang-orang yang 'sombong' ini mereka merasa bahwa dirinya memang butuh untuk dilegitimasi orang lain. Hoooooo, jadi ngerti kan?
Ini terlepas juga dari sifat sombong yang tentu aja nggak baik ya teman. Sombong merupakan penyakit hati, yang tentu aja sulit buat diobatin. Kecuali, si pelaku ini berhenti untuk mengandalkan pengharapan apa-apa ke manusia. Pengen dilirik sama manusia ini ngga sepenuhnya salah, kita memang butuh dan itu memang bagian dari kebutuhan. Tapi kalau sudah berlebihan seperti menjadi sosok karakter sombong dan selalu membanggakan diri tentu ini bukan hal yang normal lagi.
Bukankah sesuatu yang berlebihan, selalu ngga baik kan?
Semoga dengan secuil pengetahuan ini, setidaknya kita jadi tau alasan kenapa orang-orang berbuat demikian. Kita nggak melulu merasa mereka sombong, dan pada akhirnya hati kita ikut tercemari oleh rasa nggak suka dan benci. Seenggaknya lagi, kita jadi "Ooooh, dia gitu. Ya udah biarin aja"
Bukan berarti sombong ini dimaklumi juga ya! Bahaya. Hanya aja, seenggaknya lagi dan lagi, kita bisa menghindarinya.
***
Dari penulis yang ngga sombong, haha sama aja gw dong! Bye.
Comentarios